BACA HARIAN KOMPASJELAJAHI
Kamis, 10 Desember 2020 | 15:40 WIB
|
JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta agar literasi keuangan masyarakat ditingkatkan secara lebih agresif. Ia juga ingin supaya pengetahuan, minat dan kepercayaan publik terhadap industri keuangan terus didorong.
Hal ini Jokowi sampaikan dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) 2020, Kamis (10/12/2020).
“Saya mengajak bapak ibu dan saudara-saudara sekalian untuk melakukan cara extraordinary dalam melakukan beberapa hal,” kata Jokowi dalam tayangan YouTube Jasa Keuangan, Kamis.
“Pertama, lebih agresif dalam meningkatkan literasi keuangan, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan minat, meningkatkan kepercayaan terhadap industri keuangan,” tuturnya.
Menurut Jokowi, upaya ini harus dilakukan dengan cara-cara baru yang inovatif. Edukasi dan sosialisasi literasi keuangan dapat digelar melalui kegiatan seni, budaya, atau bentuk lainnya yang lebih “kekinian” dan menyentuh pasar anak muda.
Kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan, keagamaan, hingga tokoh berpengaruh juga bisa dijadikan alternatif.
Paling penting, cara-cara tersebut mampu meliterasi masyarakat tentang industri keuangan.
“Masyarakat paham di mana memperoleh akses pembiayaan dan masyarakat mulai aktif menabung di lembaga-keuangan,” ujar Jokowi.
Selain literasi keuangan, Jokowi meminta agar TPAKD lebih aktif terlibat mendorong pendirian kelompok-kelompok usah, seperti tani dan koperasi.
Ia mengatakan, pendampingan dan asistensi kepada masyarakat terkait hal ini harus terus diintensifkan.
Selain itu, lanjut Jokowi, penguatan infrastruktur percepatan akses keuangan juga mestinya dilakukan secara lebih agresif.
Pendirian Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida), lembaga keuangan mikro, hingga penyediaan agen bank di setiap desa harus dipercepat.
“Percepatan ini tidak mungkin dilakuka jika caranya masih biasa-biasa saja, harus ada terobosan-terobosan baru yang inovatif dan efisien,” katanya.
Jokowi menekankan, butuh kerja keras dalam melakukan upaya ini, bukan hanya rutinitas seperti biasa. Apalagi, saat ini masih terjadi krisis ekonomi yang diakibatkan pandemi.
Presiden menyebut, langkah cepat dan inovatif sangat dibutuhkan untuk mempercepat pulihnya perekonomian.
“Kita harus melakukan langkah-langkah yang luar biasa. Harus cepat, harus inovatif, agar perekonomian nasional segera pulih dan bahkan mampu bangkit lebih cepat dibanding negara-negara lain,” kata dia.
(kompascom)