NUSA DUA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta masyarakat mewaspadai narasi terorisme di media sosial selama COVID-19.
“Di masa pandemi, kita tidak boleh lengah, karena dengan kondisi seperti ini, masyarakat banyak memanfaatkan waktu luang menggunakan sosial media. Makanya banyak narasi-narasi yang dikembangkan oleh kelompok jaringan teroris global,” kata Kepala BNPT, Irjen Boy Rafli Amar saat ditemui di acara BNPT Year-end Counter Terorism Briefing di Nusa Dua, Sabtu (12/12/2020).
Narasi Intoleran yang mereka bangun, akan sangat mudah masuk ke masyarakat jika tidak ada counter narasi yang dilakukan oleh pemerintah. Untuk itu, BNPT, lanjut dia melakukan sejumlah counter narasi.
“Jadi kita harus berhati-hati dan kemudian kita harus counter propaganda yang dilakukan oleh jaringan internasional dengan narasi yang mengajak semua masyarakat untuk membangun suasana damai di berbagai belahan dunia,” tuturnya.
Counter narasi, lanjut Boy, dilakukan BNPT dengan cara melibatkan dan membangun hubungan kerjasama dengan berbagai kelompok masyarakat, dengan pusat media damai yang dibentuk BNPT, dan diwakili oleh para pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.
“Setidaknya ada 23 Provinsi yang memang menjadi bagian dari Network kita untuk mengembangkan narasi-narasi damai, narasi ke Indonesiaan, nilai kebangsaan, termasuk mengajak generasi muda untuk selalu menjaga kehidupan yang harmoni, semangat untuk meningkatkan rasa nasionalisme,” ujarnya.
Selain itu, Boy juga menyinggung mengenai pencegahan aksi terorisme di Indonesia yang sepanjang tahun 2020 menunjukkan angka yang cukup baik. Berdasarkan riset dan kajian dari global indeks terorisme, Indonesia berada di peringkat 37 dunia.
“Artinya dampaknya terkait dengan kejahatan terorisme itu dirasakan semakin tidak menunjukkan dampak dalam kondisi ketakutan yang luar biasa. Itu berdasarkan survei internasional. Jadi untuk negara-negara di level asean, kita masih dinilai masih jauh lebih aman,” pungkasnya. (Kanalbali)