Salah satunya video berdurasi 21 detik asap merah disertai kilatan. Video kedua berdurasi 11 detik tampak asap putih mirip sebuah gunung meletus, namun di bawa asap itu banyak kilatan. Video sama berdurasi 19 detik juga tampak sama, tampak asap dan kilat menyambar-nyambar.
Kepala Stasiun Klimatologi Malang Anung Suprayitno blak-blakan merespons viralnya fenomena langit membara di atas langit Malang, Jawa Timur.
Fenomena langit membara di Malang tersebut ramai diperbincangkan warga.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa awan merah disertai kilatan merupakan jenis awan cumulonimbus.
“Untuk penjelasan terkait kilat, itu jenis awan cumulonimbus (CB),” jelas Anung Suprayitno dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (13/12/2021).
Anung Suprayitno menjelaskan, adanya awan cumulonimbus juga menimbulkan guntur atau petir, Menurut Anung Suprayitno, apabila berada dekat dengan pusat awan, maka akan terdengar suara gelegar akibat dari petir yang terjadi.
“Awan cumulonimbus salah satunya menimbulkan guntur atau petir. Jika jaraknya dekat, maka akan terdengar gelegarnya dan tampak pula kilatnya,” ungkap Anung Suprayitno.
“Namun, jika jaraknya cukup jauh, maka yang sampai ke kita hanya kilatnya saja,” sambungnya.
Di sisi lain, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Juanda Teguh Tri Susanto mengungkapkan, bahwa fenomena awan berwarna merah itu merupakan hal yang biasa. Pasalnya, awan membara itu merupakan salah satu contoh fenomena optik atmosfer.
Warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya, karena adanya pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer, Sehingga pembiasan tersebut menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan.
Menurut Teguh Tri Susanto, semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka semakin rendah pula cahaya merah yang dicapai.
“Fenomena langit kemerahan ini biasanya memang terjadi pada sore menjelang malam hari,” jelas Teguh Tri Susanto.
Teguh Tri Susanto menjelaskan, bahwa pada sore menjelang malam teramati dari radar BMKG Juanda terpantau banyak pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi awan merah itu.
Menurutnya, awan Cumulonimbus adalah satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan petir. Sambaran kilat dari awan ini menambah cahaya kemerahan dari langit tersebut.
“Diharapkan masyarakat agar tidak panik. Tetap selalu memantau dan mencari informasi yang valid sehingga terhindar dari isu-isu yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.(*Psf)
Sumber : https://genpi.co/berita/153973/bmkg-ungkap-fenomena-langit-merah-membara-di-malang-viral?page=3